Wednesday, September 30, 2009

WISATA KE GUNUNG KELUD-27-09-09

Hari ketiga menghabiskan waktu di Kediri, diputuskan untuk berpetualang ke Gunung Kelud. Meskipun kaki masih pegel luar biasa setelah dari Dolo, tetap nekat daripada harus mendekam di rumah mertua dan diinterogasi soal anak, lol.

Jarak tempuh ke Kelud kata suamiku lebih pendek dibanding ke Dolo. Tapi ternyata informasinya tidak akurat, haiyahhhhhhhh... Membutuhkan sejam lebih untuk mencapai titik puncak pemberhentian di Kelud. Jalanan yang harus ditempuh meskipun derajat kelokannya tidak ada yang sedasyat di Dolo, tapi ini lebih mengerikan. Kiri kanan jurang yang ujungnya tidak kelihatan...sempat begidik ngeri, tapi pasrah saja. Di tengah puncak, sempat berpapasan dengan Panther yang tidak kuat menanjan dan hanya puas untuk berhenti di tempat pemberhentian terendah sehingga penumpangnya musti sabar menanti angkutan wisata Kelud yang dioperasikan. Si Pica ternyata tetap tangguh sehingga berhasil menaklukan medan super berat ini.. thanks to the driver... and my loyal beloved Pica, lol.
Meluncur pukul 10.00 dan sampai medan sekitar pukul 11.15.

Udara sejuk menyentuh dingin yang berhembus saat berkendara sirna kala kaki mulai menjejakkan gunung ini...puanas luar biasa...kakak ipar bilang lebih enak kalau musim hujan (meskipun resiko longsor lebih tinggi dan medan makin berat karena seringkali berkabut) karena udaranya dingin meskipun siang hari. Untung bawa payung..tidak peduli dibilang norak atau 'aleman', yang penting terik surya tidak langsung menyentuh ubun-ubun, bisa dehidrasi...parahnya kali ini bekal minum kurang alias super minim.

Jalan turun ke anakan Kelud yang baru tidak terlalu jauh...cuma butuh waktu lima menit. Ehm, yang terlihat hanya gumpalan batu dan pasir yang bertumpuk menyerupai gunung diselingi asap putih yang sesekali keluar dari sela-selanya. Tidak ada yang istimewa...lebih indah hamparan lautan hijau yang kini telah menghilang musnah. Untungnya, landscape dan pemadangan sekitar gunung ini luar biasa indahnya. Meskipun panas, tetap semangat.

Setelah jeprat jepret sana sini, perjalanan diteruskan ke gletser panas (wong gletser kok panas, lol) alias sumber air panas yang katanya muncul setelah ledakan tahun 2007 lalu. Lokasinya tidak jauh dari anakan Kelud ini, tapi untuk mencapai lokasi ini harus menuruni anak tangga yang super puanjang melebihi ribuan ular sanca digandeng sambung menyambung...Pengalaman di Dolo terulang lagi. Dengan kaki hampir kram dan air minum habis, kami tetap teruskan perjuangan ini, lol. Setelah 45 menit karena beberapa kali musti tarik nafas dan meregangkan kaki, kami berhasil mencapai sumber air panas ini..indah nian...kelokan air berbuih putih diliputi dengan asap putih yang terus mengepul. Pas menyoba mencelupkan kaki, Masyallah...puanas banget...baru tersentuh dikit langsung terloncat kaget...Mungkin panasnya seperti kuah indomie yang baru matang direbus... Yang lebih menakjubkan, berdampingan dengan sumber air panas ini, etrdapat aliran air yang sedingin air es...kok bisa ya...sungguh maha karya Sang Khalik memang tiada banding...


Sejenak duduk di bawah perdu rindang yang tumbuh di kanan kiri aliran sungai ini sambil memandangi hiruk pikuk pengunjung lainnya, sekalian meluruskan kaki. Nah, pas naik kembali ini yang ngos-ngosan...agar pikiran teralihkan terus merayap naik sambil menghitung jumlah anak tangga...kerongkongan serasa terbakar karena kehausan dan kepala mulai nyut-nyutan. Keluarga kakak ipar dan dua ponakanku untungnya tidak ikutan turun... so it's only me and my husband... lucu kali kalau dingat lagi, berdua berjalan tertaih-tatih layaknya sepasang kaki nini..lol. Total jumlah anak tangga 580.. wow dalam hitungan jam artinya kami telah naik turun anak tangga sebanyak 1160...lebih banyak 3 kali lipat dari anak tangga di G. Bromo.


But the breathtaking landscape and scenery was worth going. They were the perfect creation of the Divine... a master piece that not even Da Vinci could excel ...

No comments: