Sunday, March 2, 2008

DUA CERMIN

Sabtu kemarin melihat dua kejadian yang sangat bertolak belakang, ibarat surga dengan neraka, kebaikan dengan keburukan, hitam dengan putih. Bagaikan berdiri pada dua buah cermin besar yang mengharuskan kita untuk memilih salah satu dari dua gambar yang terpantul pada wajah cermin. Dua pilihan yang seharusnya mudah untuk dilaksanakan namun sangat sulit dilakukan dalam pratiknya. Mengapa? Karena dalam lorong yang terapit dua cermin ini berseliweran berbagai aneka ragam gambar yang bisa berubah dalam sekejab sehingga kita mudah tertipu. Alih alih memilih yang benar, seringkali kita terjerumus.

Yang pertama saat melihat dan mendengar legendaris rock tanah air Bangun Sugito atau lebih populer Gito Rollies menghadap Sang Pencipta. Begitu banyak pelayat yang meneteskan air mata ikut luruh dalam keharuan atas kepergiannya mulai dari kalangan artis, agamawan maupun tokoh masyarakat lainnya. Ini membuktikan begitu besar rasa kehilangan atas diri beliau. Kita tentu masih ingat dalam berbagai tayangan televisi saat beliau sakit melawan kanker getah bening yang dideritanya, semangat dakwahnya tidak menyurut sedikitpun. Bahkan meskipun dengan badan kepayangan dan harus memakai kursi roda, beliau tetap menjalankan kegiatan dakwah, bahkan dokter merekomendasikan beliau untuk bed rest total. Dengan teguh beliau tetap berprinsip bahwa selama nafas masih ada, manusia diwajibkan untuk terus menjalankan kewajibannya, istirahat hanya berlaku bagi yang telah meninggal...sungguh suatu pernyataan yang sangat mengugah hati.

Setelah lebih dari 30 tahun berkecimpung dalam dunia gelap, berkawan dengan narkoba dan alkohol, Sang Khalik masih memberikan waktu bagi beliau untuk bertaubat. Suatu kesempatan yang terbukti tidak sedikitpun beliau sia-siakan. Waktu yang baginya tidak akan pernah ditukar dengan apa pun kecuali mahfirah dan ampunan-NYA. Cita-citanya untuk meninggal saat berdakwah kini telah terkabul. Begitu banyak kalangan masyarakat menyaksikan transformasi dari seorang rocker pecandu obat dan narkoba menjadi sosok pendakwah...perubahan seratus delapan puluh derajat...banyak kenangan terpatri dalam diri seorang Gito Rollies. Banyak orang mungkin berharap seperti dia, bertaubat sebelum maut menjemput...diberi waktu sebelum sang maut mencabut nyawa. Semoga beliau tergolong mereka yang meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

Sementara itu di berbagai media hari Sabtu lalu diberitakan diketemukan sepasang pria wanita yang mati di dalam mobil yang diparkir di pantai wilayah Ancol. Diperkirakan mereka telah meninggal selama 3 hari sebelum diketemukan. Na'udzubillah mindzalik, keduanya sedang melakukan perbuatan zina pada saat sang maut merenggut nyawa. Lelaki tersebut merupakan salah pemeriksa senior di salah satu lembaga tinggi negara yang telah sejak Senin dicari kerabatnya, istri dan anak-anaknya. Sungguh sangat malang nasibnya karena dia menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan Illahi Rabbi dan terlena dengan perbuatan nista nan keji. Alangkah pilu perasaan anggota keluarganya mengetahui bahwa orang yang dikasihi meninggal dengan cara tragis seperti itu, meninggal saat berasyik masyuk dengan wanita lain di dalam mobil karena keracunan gas. Semoga Alloh Swt menjauhkan adzab serupa kepada kita.

Ada banyak sekali godaan dalam hidup ini, harta, tahta dan wanita. Beruntung apabila kita mampu terhindar dari silau duniawi dan celaka apabila kita terbujuk rayu rayuan setan. Dua pelajaran berharga saat melihat dua kejadian yang bertolak belakang tersebut yakni jangan sia-siakan waktu dengan perbuatan nista dan bertaubat mumpung masih bernafas. Semoga kita digolongkan kepada mereka yang bertaqwa dan selalu istiqomah di jalan-NYA.

No comments: